Pengertian Motivasi
Pengetian Motivasi sangat beragam, akan tetapi secara garis besarnya mengedepankan pada faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Secara etimologis perkataan motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “motivation” yang berarti: “alasan, daya batin atau dorongan”. Dalam kamus Ilmu Jiwa Pendidikan disebutkan bahwa “ Motivasi adalah pengaruh tingkah laku orang lain yang didapat melalui pengalaman bahasa dan perbuatan.” Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta (1976) menyebutkan pengertian sugesti yang identik dengan motivasi yaitu; “anjuran, saran, pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya”Selanjutnya, Imam Bawani (1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah; “latar belakang atau sebab-sebab yang mendorong tindakan seseorang atau keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas guna mencapai tujuan”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapat digeneralisasi bahwa sesungguhnya motivasi adalah merupakan suatu daya atau energi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas. Berarti bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu, mengungkapkan tentang afeksi atau emosi yang mempengaruhi tindakan seseorang dan motivasi muncul karena adanya rangsangan berupa tujuan yang ingin dicapai.
Pandangan lain tentang motivasi dikemukakan oleh Gerungan (1978) bahwa: “motivasi adalah suatu proses di mana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain”. Sedangkan Bimo Walgito (1987) berpendapat bahwa: “Motivasi adalah pengaruh psychis yang datang dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain”.
Dari pengertian motivasi tersebut diketahui bahwa sesungguhnya motivasi dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah keinginan yan gmuncul karena adanya perangsang dari luar, misalnya seorang murid belajar sungguh-sungguh karena sebentar lagi akan menempuh ujian”. Sedangkan motivasi Instrinsik adalah:
“Motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri, karena dorongan itu memang ada sejak semula, misalnya seorang murid yang berpembawaan gemar membaca, ia akan terdorong ia akan terdorong untuk sellau mencari bahan bacaan walaupun tanpa perintah dari siapapaun. Jadi sifatnya otomatis, telah ada dalam murid itu sendiri kebiasaan atau dorongan untuk selalu membaca tersebut.” Imam Bawani (1987)
Motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar dan terdapat motivasi motivasi yang timbul dari dalam individu. Motivasi tersebut kemudian dapat secara bersama-sama medorong seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu. Dalam suatu aktifitas bisa saja didorong oleh motivasi intrinsik, akan tetapi dapat diperkuat oleh motivasi ekstrinsik yang abersumber dari luar diri seeorang, misalnya pengaruh lingkungan sekitarnya.
Menurut Mc. Donald, (Sardiman, 1988) motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu:
“(1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap indifidu manusia dimana perkembngananya akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem yang ada pada manusia itu karena energi manuia itu muncul didalam diri manusia yang penampakkannya akan mennyangkut kegiatan manusi itu sendiri, (2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling , dalam hal ini motivasi akan relevan dengan pesoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan sikap dan kelakuan manusia dan (3) Motivasi akan dirangsang karena adannya tujuan. Motivasi dalam hal ini adalah merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan juga motivasi mencul dari dalam diri manusia namun kemunculannya karena adanya dorongan atau rangsangan oleh adanya unsur lain dimana tujuan tersebut menyangkut soal-soal kebutuhan hidup manusia itu sendiri”.
Dengan demikian sesungguhnya faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesutu sangatlah kompleks. Hal ini akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu yang mana kesemuannya ini disebabkan adanya rangsangan atau dorongan dari suatu tujuan.
Seorang anak misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya untuk dapat memilih untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Motivasi tersebut dapat diperoleh karena bawaan dari sejak lahir dan mungkin juga karena pengaruh lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga maupun luingkungan pergaulannya.
Aspek lain yang berkaitan dengan urgensi motivasi seserang dalam melakukan suatu kegiatan adalah dengan mengetahui funsi-fungsi dari motivasi itu sendiri. Pada umumnya fungsi motivasi ada tiga
Fungsi memberikan kekuatan.
Dalam mengejar suatu tujuan, seseorang biasanya dihinggapi kebosanan, kejenuhan yang mengarah kepada putus asa akan tetapi dengan bangitnya motivasi baik itu motivasi dari dalam maupun motivasi dari luar akan tetapi melalui suatu proses semua penghambat dapat diatasi yang mana seolah olah timbul suatu kekuatan yang dapat menghilangkan kebosanan bahkan keputus asaan sehingga motivasi yang tadinya pasif kini bangkit mengatasi semua hambatan.
Fungsi Menyaring.
Motivasi tidak bekerja serampangan melainkan memilih obyek-obyek sesuai dengan minat atau harapan-harapan. Motivasi bukan hanya menyaring apa yang akan dikerjakan tetapi juga menyaring bagaimana mengerjakannya. Oleh sebab itu dalam menghadapi suatu masalah berbeda cara seseorang mengatasinya, berbeda dalam memilih prioritas, berbeda dalam urutan pelaksanaan dan lain-lain.
Fungsi Mengarahkan.
Motivasi juga berfungsi mengarahkan perilaku, kemana perilaku itu ditujukan. Motivasi sebagai pengarah perilaku sangat penting dalam proses belajar agar apa yang diinginkan siswa dapat tercapai.
Sumber
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajawali Perss, 1988)http://elearningpendidikan.com/pengertian-motivasi.html
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta, Rajawali, 1984), h. 119.
A. Mursal Et., Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan (Bandung; al-Ma’arif, 1981), h. 125.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1976). H. 970
Imam Badawi, MA, Segi-Segi Pendidikan Islam (Surabaya: al-Ikhlas, 1987), h. 119
W. A. Gerungan, Psychologi Social (Jakarta: Erexco, 1978), h. 36.
Bimo Walgito, Psychologi Sosial (Yogyakarta; Fak. Psikologi UGM., 1980), h. 33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar