NAMA : ALIYUDDIN (1B114168)
HENDRO
PRAMONO (1B114167)
MUHAMMAD
HAFIIDH (1B114166)
I. Masyarakat pedesaan dan Masyarakat perkotaan
A.
Masyarakat
perkotaan, aspek-aspek positif dan negatif
1.
Pengertian
masyarakat
Pengertian
Masyarakat menurut pendapat Ralp Linton, Masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
degan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas.
Menurut
Maclver, Pengertian Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara
dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan individu (manusia).
Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosal dan masyarakat selalu berubah.
Selo
Soemardjan mengemukakan pengertian masyarakat, Masyarakat ialah orang-orang
yang hidup bersama dimana menghasilkan kebudayaan.
Dari
pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat
disimpulkan Pengertian Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu
kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam
hubungannya atau saling berinteraksi.
2.
Syarat
menjadi masyarakat
Menurut Marion
Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia
bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1)
Ada sistem tindakan utama.
2)
Saling setia pada sistem tindakan
utama.
3)
Mampu bertahan lebih dari masa hidup
seorang anggota.
4)
Sebagian atan seluruh anggota baru
didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
3.
Pengertian masyarakat perkotaan
Masyarakat
perkotaan adalah kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu, hidup dan
bertempat tinggal bersama di dalam suatu wilayah geografis tertentu, berpola
hubungan rasional ekonomis dan individualistis. Masyarakat kota lebih cenderung
berpikir rasional, berdasarkan untung rugi atau ekonomis, dan berdasarkan
hukum-hukum yang diserap dari ilmu pengetahuan.
4.
Dua tipe masyarakat
Tipe masyarakat ada 2 yaitu :
1)
Masyarakat tertutup.
Masyarakat
tertutup merupakan masyarakat nan sulit sekali menerima perubahan sosial
budaya. Faktor utamanya sebab minimnya pendidikan. Biasanya, masyarakat nan
dimaksud berada di pedalaman. Misalnya, Papua atau Kalimantan. Perubahan sosial
budaya pada masyarakat ini berlangsung lambat sekali. Bahkan, stagnan.
2)
Masyarakat dinamis.
Lain
halnya dengan masyarakat tertutup, masyarakat bergerak maju sangat cepat
mengalami perubahan sosial budaya, di samping faktor pendidikan nan nisbi lebih
tinggi juga mendapat akses informasi nan selalu update (muthakhir) mengenai
perubahan sosial budaya sehingga mereka dapat cepat beradaptasi dengan situasi
dan kondisi. Masyarakat ini tinggal di kota-kota besar.
5.
Ciri masyarakat kota
Ciri
masyarakat kota adalah sebagain berikut :
1)
Kehidupan keagamaan berkurang
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2)
Orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu.
3)
Pembagian kerja di antara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4)
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga
desa.
5)
Interaksi yang lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6)
Pembagian waktu yang lebih teliti
dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7)
Perubahan-perubahan sosial tampak
dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
6.
Perbedaan kota dengan desa
Ada 7 perbedaan mendasar antara desa
dan kota.
1)
Kepadatan penduduk. Walaupun tidak
ada ukuran yang pasti, namun secara umum, kota memiliki kepadatan penduduk yang
lebih tinggi daripada desa. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap pola
pembangunan perumahan: bangunan di kota cenderung ke arah vertikal dan di desa
cenderung ke arah horizontal.
2)
Lingkungan hidup. Lingkungan
pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah pedesaan didominasi oleh ruang
terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan kota yang didominasi oleh lapisan
beton dan aspal.
3)
Mata pencarian penduduknya. Tingkat
kepadatan penduduk di kota membatasi upaya eksploitasi ruang di kota.
Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas cenderung tidak berkembang
di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di pedesaan. Sementara itu,
kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder (industri) dan sektor
ekonomi tertier (jasa).
4)
Stratifikasi sosial. Sektor ekonomi
sekunder dan tersier membutuhkan keahlian spesifik yang sangat beragam,
dibandingkan dengan sektor ekonomi primer. Jenis lapangan kerja yang tersedia
di kota relatif lebih heterogen: mulai dari pembantu rumah tangga, pelayan
kafe, programmer komputer, manajer hotel, konsultan pengeboran minyak, hingga
pemiliki perusahaan multi-nasional. Diversitas pekerjaan menyebabkan terjadinya
variasi penghasilan yang sangat tinggi. Perbedaan pendapatan antara yang kaya
dan yang miskin di kota begitu mencolok.
5)
Corak kehidupan. Desa memiliki corak
kehidupan yang relatif homogen. Kota cenderung bersifat hetorogen. Penduduk
kota berasal dari latar belakang suku, etnik, agama dan kelompok yang memiliki
orientasi yang lebih bervariasi.
6)
Pola interaksi. Penduduk kota pada
umumnya tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan tetangganya. Hal ini
menyebabkan individu di kota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada
orang lain. Mereka cenderung bersifat individualistik dan mementingkan sifat
rasionalitas. Berbeda dengan di perkotaan, penduduk desa cenderung memiliki
hubungan kekeluargaan dengan tetangganya. Mereka lebih menekankan pada unsur
kebersamaan.
7)
Solidaritas sosial. Perbedaan pola interaksi
sosial penduduk berhubungan dengan aspek solidaritas sosial antara desa dan
kota. Pola interaksi di desa lebih mengupayakan agar tercapainya keserasian dan
kesatuan sosial. Konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan,
atau diupayakan agar dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Di kota,
penyelesaian konflik cenderung lebih bersifat formal.
7.
Hubungan desa dan kota
Salah satu bentuk hubungan antara
kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme.
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
·
Sebab-sebab Urbanisasi
1)
Faktor-faktor yang mendorong
penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2)
Faktor-faktor yang ada dikota yang
menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
·
Hal – hal yang termasuk push factor
antara lain :
1)
Bertambahnya penduduk sehingga tidak
seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
2)
Terdesaknya kerajinan rumah di desa
oleh produk industri modern.
3)
Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
4)
Didesa tidak banyak kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
5)
Kegagalan panen yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb.
8.
Aspek positif dan aspek negatif
masyarakat kota
Beberapa aspek positif dan negatif
dari masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah sebagai berikut :
1)
Bertambahnya penduduk sehingga tidak
seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
2)
Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh
produk industri modern.
3)
Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
4)
Di desa tidak banyak kesempatan
untuk menambah ilmu pengetahuan.
5)
Kegagalan panen yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga
memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk faktor
pendukung antara lain :
1)
Penduduk desa kebanyakan beranggapan
bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
2)
Dikota lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
3)
Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
4)
Kota dianggap mempunyai tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam
kultur manusianya.
5)
Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
9.
5 unsur lingkungan
perkotaan
1)
Wisma : unsure ini
merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap
alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
2)
Karya : unsure ini
merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3)
Marga : unsure ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota
lain atau daerah lainnya.
4)
Suka : unsure ini merupakan bagian
dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5)
Penyempurna : unsure ini merupakan
bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias
keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
10.
Fungsi eksternal kota
Fungsi
eksternal kota terdiri dari :
1)
Pusat kegiatan politik dan
administrasi pemerintahan wilayah tertentu
2)
Pusat dan orientasi kehidupan social
budaya suatu wilayah lebih luas
3)
Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor
:
o
Produksi barang dan jasa
o
Terminal dan distribusi barang dan
jasa.
4)
Simpul komunikasi regional/global
5)
Satuan fisik-infrastruktural yang
terkail dengan arus regional/global.
B.MASYARAKAT
PEDESAAN
PENGERTIAN
DESA
Menurut
R Bintarto,
Desa atau kota merupakan
suatu hasil perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisografis,
sosial, ekonomi, politk dan kultural yang terdapat pada suatu daerah serta
memiliki hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daeah lain.
Sedangkan
pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di
istilahkan dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian
kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata
pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang
terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu
daerah yang berdiri sendiri atao berhak mengatur rumah tangga sendiri
(otonomi).
CIRI-CIRI DESA
Secara umum
pedesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Kehidupan
masyarakatnya sangat erat dengan alam.
- Pertanian
sangat bergantung pada musim.
- Desa
merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
- Struktur
perekonomian bersifat agraris.
- Hubungan
antarmasyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat (gemmeinschaft).
- Perkembangan
sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum
informal.
- Norma
agama dan hukum adat masih kuat.
CIRI-CIRI
MASYARAKAT DESA
a. Kehidupan tergantung
pada alam
b. Toleransi
sosialnnya kuat
c. Adat-istiadat
dan norma agama kuat
d. Kontrol
sosialnya didasarkan pada hokum informal
e. Hubungan
kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft (paguyuban)
f. Pola pikirnya
irrasional
g. Struktur
perekonomian penduduk bersifat agraris.
a)Homogeny
social
Biasanya desa
terdiri dari beberapa kerabat yang masih mempunyai hubungan erat
b)Hubungan
primer Dengan
hubungan yang masih erat sehingga sifat kebersamaan, kegotong royongan sangat
tercermin dalam keseharianya.
c)Mempiunyai
kontrol social yang ketat
Masalah
yang dihadapi merupakan masalah bersama dan juga harus diselesaikan dan disoroti bersama
pula.
d)Nilai kegotong
royongan masih subur
e)Terdapat
ikatan social yang berupa nilai-nilai yang berupa nilai-nilai adat dan
kebudayaan yang harus dipatuhi oleh setiap anggpta masyarakat.
Macam-macam
Pekerjaan Gotong-Royong
Ada beberapa
pekerjaan gotong- royonh yaitu :
a. kerja
bakti dalam memberdohkan lingkungan pedesaan
b. gotong-royong
memperbaiki jembatan atau jalan raya
c. gotong
royong dalam membuat rumah
d. gotong
royong apabila tetangga ada yang hajjatan.
Sifat
dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Unsur-unsur
Desa
1. Daerah, dalam
arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini
tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan
merupakan satu kesatuan.
Fungsi
Desa
fungsi desa
adalah:
1. desa yang
merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah
pemberian bahan makanan pokok.
2. desa ditinjau
dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
yang tidak kecil artinya.
3. desa dari
segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industri, desa nelayan, dll
C.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
1.Perbedaan
antara Masyarakat pedesaan dan Masyarakat perkotaan
Pada mulanya
masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya
masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan
melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil
sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik
umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada
kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah
tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang
terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
- Sederhana
- Mudah
curiga
- Menjunjung
tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
- Mempunyai
sifat kekeluargaan
- Lugas
atau berbicara apa adanya
- Tertutup
dalam hal keuangan mereka
- Perasaan
tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
- Menghargai
orang lain
- Demokratis
dan religius
- Jika
berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara
beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa
ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah
peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2. orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang
lain
3. di kota-kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan
agama dan sebagainya.
4. jalan pikiran
rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Hal tersebutlah
yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh
karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk
mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa
untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan
mereka.
II. Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
A. Perbedaan Kepentingan Prasangka Diskriminasi dan
Ethosentris
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah
laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini
bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri.
Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas
dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun
bagi lingkungannya.
Prasangka dan
Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang
diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan
pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan
sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku
diri.
Perbedaan Prasangka dan diskriminasi
Perbedaan
Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam
kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status
sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial
biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
Ethnosentrisme
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.
B. Jelaskan mengenai Pertentangan dan Ketegangan
dalam masyarakat
Konflik
mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau
perang. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari
situasi konflik, yaitu :
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari
situasi konflik:
1. Terdapat 2
atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut
mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan
gagasan).
3. Terdapat
interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut. Terjadinya
konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam
masyarakat.
Cara-cara pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik,
diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok
sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak
lain untuk mentaatinya.
3. Majority
Rule Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority
Consent Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
C. Sebutkan dan Jelaskan
Golongan-golongan dalam masyarakat dan Integrasi Sosial
Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Masyarakat
sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari
latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan
pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2. Masyarakat
Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan
sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan.
Integrasi sosial
Integrasi sosial
(masyarakat) dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat
mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluaruhan. Sumpah
pemuda 28 Oktober 1928, merupakan bukti sejarah perwujudan solidaritas sosial
yang begitu kental antar golongan pemuda. Pada hakikatnya bangsa Indonesia
adalah satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal mengembangkan budaya bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal
dasar bagi terwujudnya Integrasi sosial-Integrasi Nasional.
D. Definisi Integrasi Sosial
integrasi
berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain
mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
1.
Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
social tertentu.
2.
Membuat suatu
keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang
disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Sumber
: