Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 25 April 2012

17. Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam Organisasi

Quantcast Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.  Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya.
Sebagai makhluk sosial, di dalam kehidupannya haruslah berkomunikasi, karena manusia memerlukan orang lain baik individu maupun kelompok untuk saling berinteraksi. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
Komunikasi antar individu, komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga terciptalah interaksi antar indivu tersebut.
Komunikasi kelompok, pada kategori ini,  komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
Komunikasi massa, dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik. Tentunya, pada kategori ini ruang lingkup komunikasi menjadi lebih luas dibandingkan dengan komunikasi kelompok maupun antar kelompok.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Hambatan teknis, hambatan ini terjadi karena adanya keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
Hambatan sematik, hambatan ini terjadi karena adanya hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan melalui bahasa.
Hambatan manusiawi, hambatan ini terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera seseorang dalam berkomunikasi.

Sumber:
jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf
herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/05/komunikasi-dalam-organisasi.doc
http://mizan92.wordpress.com/2012/01/20/komunikasi-dalam-organisasi/

16. Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
·         Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
·         Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
·         Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
  • Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
  • Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
  • Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
  • Proses pencarian/penemuan tujuan
  • Formulasi tujuan
  • Pemilihan Alternatif
  • Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
  • Identifikasi dan Diagnosa masalah
  • Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
  • Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
  • Pemilihan Alternatif terbaik
  • Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi  ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1.      Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2.      Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.      Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4.      Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
  • Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
  • Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
  • Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari metode di atas tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
  • Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
  • Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik itu pemimpin maupun anggotanya.
  • Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin yang tidak mempuanyi gelar.
  • Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari itu kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi panutan semua orang.
Model-model Pengambilan keputusan
a.      Model Perilaku Pengambilan keputusan
·         Model Ekonomi
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·         Model Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·         Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·         Model Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·         Model Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·         Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.      Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·         Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·         Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a.      Teknik Kreatif
·         Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·         Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b.      Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
·         Teknik Modern
-          Teknik Delphi
-          Teknik Kelompok Nominal
Contoh pengambilan keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak
Sumber :
http://wahid-bismania.blogspot.com/2011/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html

15.proses-mempengaruhi-dan-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi

Proses mempengaruhi dan pengambilan keputusan dalam organisasi

Quantcast
Proses mempengaruhi
Adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi individu ataupun kelompok baik maupun tidak baik yang mengakibatkan terjadinya perubahan sikap, perilaku serta kebiasaan terhadap indvidu maupun kelompok tersebut.
Metode mempengaruhi
  • Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
  • Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
  • Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
  • Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
Daerah pengaruh
Daerah pengaruh mencakup :
  • Antar individu
  • Individu dengan kelompok
  • Kelompok dengan individu
Analisis French-Raven
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oloeh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakankekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).
French-Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan:
  • Kekuasaan Balas jasa
  • Kekuasaan Paksaan
  • Kekuasaan Sah
  • Kekuasaan Ahli
  • Kekuasaan Panutan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
  • Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
  • Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
  • Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
  • Proses pencarian/penemuan tujuan
  • Formulasi tujuan
  • Pemilihan Alternatif
  • Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
  • Identifikasi dan Diagnosa masalah
  • Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
  • Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
  • Pemilihan Alternatif terbaik
  • Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Model-model Pengambilan keputusan
Model Perilaku Pengambilan keputusan
  • Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
  • Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
  • Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
  • Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
  • Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
  • Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
  • Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
  • Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
Teknik Kreatif
  • Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
  • Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Teknik Modern
  • Teknik Delphi
  • Teknik Kelompok Nominal
Sumber:
lista.staff.gunadarma.ac.id
sugenk.staff.gunadarma.ac.id
http://mizan92.wordpress.com/2012/01/12/proses-mempengaruhi-dan-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi/

14.Motivasi

Pengertian Motivasi

Pengetian Motivasi sangat beragam, akan tetapi secara garis besarnya mengedepankan pada faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Secara etimologis perkataan motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “motivation” yang berarti: “alasan, daya batin atau dorongan”. Dalam kamus Ilmu Jiwa Pendidikan disebutkan bahwa “ Motivasi adalah pengaruh tingkah laku orang lain yang didapat melalui pengalaman bahasa dan perbuatan.” Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta (1976) menyebutkan pengertian sugesti yang identik dengan motivasi yaitu; “anjuran, saran, pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya”
Selanjutnya, Imam Bawani (1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah; “latar belakang atau sebab-sebab yang mendorong tindakan seseorang atau keadaan dalam pribadi seseorang  yang mendorong individu  untuk melakukan aktifitas guna mencapai  tujuan”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapat digeneralisasi bahwa sesungguhnya motivasi adalah merupakan suatu daya atau energi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas. Berarti bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu, mengungkapkan tentang afeksi atau emosi yang mempengaruhi tindakan seseorang dan motivasi muncul karena adanya rangsangan berupa tujuan yang ingin dicapai.
Pandangan lain tentang motivasi dikemukakan oleh Gerungan (1978) bahwa: “motivasi adalah suatu proses di mana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain”. Sedangkan Bimo Walgito (1987) berpendapat bahwa: “Motivasi adalah pengaruh psychis yang datang dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain”.
Dari pengertian motivasi tersebut diketahui bahwa sesungguhnya motivasi dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.  Motivasi instrinsik adalah keinginan yan gmuncul karena adanya perangsang dari luar, misalnya seorang murid belajar sungguh-sungguh karena sebentar  lagi akan menempuh ujian”. Sedangkan motivasi Instrinsik adalah:
“Motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri, karena dorongan itu memang ada sejak semula, misalnya seorang murid  yang berpembawaan gemar membaca, ia akan terdorong  ia akan terdorong untuk sellau mencari bahan bacaan walaupun tanpa perintah dari siapapaun. Jadi sifatnya otomatis, telah ada dalam murid itu sendiri kebiasaan atau dorongan untuk selalu membaca tersebut.” Imam Bawani (1987)
Motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar dan terdapat motivasi motivasi yang timbul dari dalam individu. Motivasi tersebut kemudian dapat secara bersama-sama medorong seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu. Dalam suatu aktifitas bisa saja didorong oleh motivasi intrinsik, akan tetapi dapat diperkuat oleh motivasi ekstrinsik yang abersumber dari luar diri  seeorang, misalnya pengaruh lingkungan sekitarnya.
Menurut Mc. Donald, (Sardiman, 1988) motivasi mengandung tiga elemen penting  yaitu:
“(1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap indifidu manusia  dimana perkembngananya akan membawa beberapa perubahan energi  didalam sistem  yang ada pada manusia itu karena energi manuia itu muncul didalam diri manusia yang penampakkannya akan mennyangkut  kegiatan manusi itu sendiri, (2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling , dalam hal ini motivasi akan relevan dengan pesoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan sikap dan kelakuan manusia dan (3) Motivasi akan dirangsang karena adannya tujuan. Motivasi dalam hal ini adalah merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan juga motivasi mencul  dari dalam diri manusia  namun kemunculannya karena adanya dorongan atau rangsangan oleh adanya unsur lain dimana tujuan tersebut menyangkut soal-soal kebutuhan hidup manusia itu sendiri”.
Dengan demikian sesungguhnya faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesutu sangatlah kompleks. Hal ini akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan berkaitan   dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu yang mana kesemuannya ini disebabkan adanya rangsangan atau dorongan dari suatu tujuan.
Seorang anak misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya untuk dapat memilih untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Motivasi tersebut dapat diperoleh karena bawaan dari sejak lahir dan mungkin juga karena pengaruh lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga maupun luingkungan pergaulannya.
Aspek lain yang berkaitan dengan urgensi motivasi seserang dalam melakukan suatu kegiatan adalah  dengan mengetahui funsi-fungsi dari motivasi itu sendiri. Pada umumnya fungsi motivasi ada tiga
Fungsi memberikan kekuatan.
Dalam mengejar suatu tujuan, seseorang biasanya dihinggapi kebosanan, kejenuhan yang mengarah kepada putus asa akan tetapi dengan bangitnya motivasi baik itu motivasi dari dalam maupun motivasi dari luar akan tetapi melalui suatu proses semua penghambat dapat diatasi yang mana seolah olah timbul suatu kekuatan yang dapat menghilangkan kebosanan bahkan keputus asaan sehingga motivasi yang tadinya pasif kini bangkit mengatasi semua hambatan.
Fungsi Menyaring.
Motivasi tidak bekerja serampangan melainkan memilih obyek-obyek sesuai dengan minat atau harapan-harapan. Motivasi bukan hanya menyaring apa yang akan dikerjakan tetapi juga menyaring bagaimana mengerjakannya. Oleh sebab itu dalam menghadapi suatu masalah berbeda cara seseorang mengatasinya, berbeda dalam memilih prioritas, berbeda dalam urutan pelaksanaan dan lain-lain.
Fungsi Mengarahkan.
Motivasi juga berfungsi mengarahkan perilaku, kemana perilaku itu ditujukan. Motivasi sebagai pengarah perilaku sangat penting dalam proses belajar agar apa yang diinginkan siswa dapat tercapai.

Sumber
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajawali Perss, 1988)
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta, Rajawali, 1984), h. 119.
A. Mursal Et., Kamus  Ilmu Jiwa Pendidikan (Bandung; al-Ma’arif, 1981), h. 125.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1976). H. 970
Imam Badawi, MA, Segi-Segi Pendidikan Islam (Surabaya: al-Ikhlas, 1987), h. 119
W. A. Gerungan, Psychologi Social (Jakarta: Erexco, 1978), h. 36.
Bimo Walgito, Psychologi Sosial (Yogyakarta; Fak. Psikologi UGM., 1980), h. 33
http://elearningpendidikan.com/pengertian-motivasi.html

13.Teori Motivasi

TEORI-TEORI MOTIVASI POPULER

DOUGLAS MCGREGOR: TEORI X DAN TEORI Y
Orang-orang bijak pernah berkata bahwa ada dua jenis manusia di dunia ini: orang membedakan orang lain dalam golongan tertentu dan orang yang sebaliknya. Douglas McGregor menyajikan nuansa baru dengan mengemukakan dua jenis manajer: manajer teori X dan manajer teori Y.
Teori X
McGregor mengatakan bahwa pimpinan dengan teori X memiliki keyakinan semua orang di dunia ini pada dasarnya suka bermalas-malasan. Mereka tidak layak dipercaya dan harus diawasi terus-menerus dengan ketat. Mereka mau bekerja hanya demi uang semata. Motto seorang pimpinan teori X berbunyi: “Saya dibayar untuk berpikir. Anda mendapat bayaran untuk bekerja. Dan saya akan menggunakan kedudukan kedudukan saya di atas anda untuk memastikan anda benar-benar mengerjakannya”.
Teori Y
Menurut McGregor, pimpinan teori Y mempunyai keyakinan yang berlawanan dengan para pimpinan teori X. Manajer seperti ini berkeyakinan bahwa orang bekerja karena benar-benar menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar uang semata. Mereka berhak memperoleh kepercayaan. Mereka mampu mengatur dirinya sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk memaksa mereka setiap saat. Seorang pimpinan teori Y menghargai orang lain dengan keyakinan bahwa mereka dapat bekerja bahkan lebih dari yang mereka kira sanggup mereka kerjakan. Untuk beberapa pegawai, khususnya mereka kurang percaya diri atau merekatakut mencobamengembangkan sayap, kepercayaan itu dapat menjadi salah satu motivasi yang hebat dan penghargaan paling membanggakan bagi mereka. Motto seorang pimpinan teori Y berbunyi: “Kita digaji untuk berpikir dan bekerja bersama-sama”.
FREDERICK HERZEBERG: KEBERHASILAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI
Hezberg mengemukakan bahwa pekerjaan dan tempat kerja mempunyai dampak yang besar pada motivasi pegawai. Hezberg berpendapat bahwa masalah pekerjaan meliputi dua kelompok factor: factor “kebersihan lingkungan” atau pemeliharaan, dan factor motivasi. Mari kita lihat masing-masing jenisnya.
Faktor-faktor pemeliharaan (maintenance).
Pemeliharaan merupakan hal mendasar yang membuat pekerja merasa mereka berhak atas pekerjaannya, tidak peduli di mana pun ia bekerja. Faktor-faktornya merupakan bagian dari masalah lingkungan kerja. Anda dapat membuat daftarnya sendiri dengan memperhatikan hal-hal sepertti ini:
  • Gaji yang memadai.
  • Kepuasan terhadap kondisi kerja.
  • Keuntungan lebih yang menyenangkan.
  • Hubungan yang dapat diterima dengan atasan.
Faktor-faktor motivasi
Faktor-faktor motivasi adalah hal-hal yang membuat orang bersedia bekerja mengatasi segala kesulitan dalam pekerjaan mereka, mengusahakannya lebih keras lagi, sehingga mereka bisa meraih hasil dalam genggaman mereka dengan begitu bangga. Hezberg membuat pesan kepada para manajer, yang isinya:
  • Rancanglah pekerjaan di perusahaan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan tantangan yang akan mendorong pekerja mengembangkan keterampilan baru, menerapkan pengetahuan mereka, dan mengembangkan diri sendiri tanpa harus mendapat promosi.
  • Eksekutif dengan jabatan lebih tinggi harus meraih tujuan dan memimpin organisasi dari kedudukannya yang tinggi, dengan gaya yang dapat membuka kesempatan orang lain untuk bergerak naik ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Beri pengakuan pada hasil kerja yang memuaskan. Orang tahu kapan mereka pantas mendapat tepukan di punggung, dan mereka berharap anda akan memberikannya dan berkata “terimakasaih”. Tetapi jangan lupa untuk memastikan bahwa hasil yang dicapai benar-benar bagus.
  • Pandai-pandailah mempekerjakan orang. Orang yang menikmati pekerjaan dimana dia mendapat gaji karenanya akan cenderung menyelesaikan pekerjaannya lebih baik dibanding orang lain.
Kedua struktur factor-faktor Hezberg saling melengkapi dan saling bergantungan satu sama lain. Anda harus memberi orang pancing dan senarnya, mobil beserta kuncinya, sendok dan garpunya sekaligus.
ABRAHAM MASLOW : HIERARKI KEBUTUHAN
Pendapat Abraham Maslow tidak berlawanan dengan pendapat McGregor dan Hezberg. Dia hanya mengemukakan sudut pandang yang lain. Dia berpendapat bahwa semua orang memiliki lima tingkat kebutuhan yang selalu mereka usahakan untuk terpenuhi demi kepuasan, dan kelima tingkat ini mulai dari kebutuhan yang mendasar sampai yang paling komplek.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan pangan, sandang dan papan merupakan contoh paling nyata dari kebutuhan fisiologis. Semuanya merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup. Dalam kondisi yang sangat mendesak, anda bahkan mungkin sanggup membunuh untuk mendapat kepuasan atas kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Kebutuhan Keamanan
Hal ini tidak hanya mencakup kebutuhan keamanan tetapi juga kebutuhan psikologis, yang dapat diperoleh dari dari keamanan pekerjaan yang masuk akal, dan hal-hal lain semacam itu.
Kebutuhan Sosial
Jika pekerjaan anda saat ini tidak mencakup memberi kepuasan social, menurut Maslow anda akan berusaha memenuhi kebutuhan social anda di tempat lain dengan hubungan-hubungan yang lain pula.
Kebutuhan Pengakuan
Hal ini sering disebut sebagai kebutuhan ego, dan semua orang itu memilikinya. Kita perlu mengalami sendiri perasaan-perasaan mengenai identitas, perjuangan, prestasi, harga diri dan nilai. Tidak mengherankan bila suatu pekerjaan akan memenuhi kebutuhan ini dengan derajat kepuasan yang berbeda-beda terhadap setiap pekerjaan.
Kebutuhan Keberhasilan
Ketika anda mencapai tingkat ini, berarti anda sedang meraih apa saja yang dapat anda capai dari pengalaman paling hebat yang disebut hidup. Maslow menggambarkan bahwa hanya sepuluh persen dari penduduk seluruh dunia ini yang benar-benar merasakan keberhasilan dalam periode yang sama.

Sumber : http://husni57.blogspot.com/2012/04/teori-teori-motivasi.html
http://shelmi.wordpress.com/2008/05/21/teori-teori-motivasi-populer/
http://astaqauliyah.com/2007/12/tujuh-teori-motivasi/

12.Sejarah Organisasi PBB

sejarah organisasi pbb

Liga Bangsa-Bangsa gagal mencegah Perang Dunia II (1939-1945). Karena pengakuan luas bahwa manusia tidak mampu membeli Perang Dunia Ketiga, PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa cacat pada tahun 1945 dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan internasional.
Rencana awal beton untuk sebuah organisasi dunia baru dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt pertama menciptakan istilah 'PBB' sebagai istilah untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, berjanji untuk melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi muncul pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas lainnya 46 penandatangan. Pertemuan pertama Majelis Umum, dengan 51 negara mewakili, dan Dewan Keamanan, terjadi di Westminster Central Hall di London pada Januari 1946.
Organisasi ini berbasis di fasilitas giroskop Sperry Corporation di Lake Success, New York, dari 1946-1952, sebelum pindah ke gedung Markas Besar PBB di Manhattan setelah selesai.
Sejak pendiriannya, ada kontroversi dan kritik dari organisasi PBB. Di Amerika Serikat, lawan awal PBB John Birch Society, yang mulai "mendapatkan US keluar dari PBB" kampanye pada tahun 1959, pengisian bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government." Setelah Perang Dunia Kedua, Komite Perancis Pembebasan Nasional terlambat harus diakui oleh AS sebagai pemerintah Perancis, dan negara itu awalnya dikeluarkan dari konferensi yang bertujuan menciptakan organisasi baru. Charles de Gaulle mengecam PBB, terkenal menyebutnya le Machin ("yang thingie"), dan tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, lebih memilih perjanjian pertahanan langsung antara negara.
SUmber : http://agungrastafun.blogspot.com/2011/04/sejarah-organisasi-pbb.html
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa#Sejarah